Banyak orang bilang menjalani LDR itu percuma. Bahkan plesetan LDR yang sebenarnya singkatan dari Long Distance Rela-dibohongin-ship bikin banyak pasangan menyerah karena ujung-ujungnya diselingkuhin.
Tenang, kunci LDR adalah optimis dan percaya pasangan, karena beberapa isu kesehatan mental bagi pasangan LDR memang tidak main-main. Teguhkan hati kalian, teman-teman dan hadapi setiap ancaman kesehatan mental ini dengan kalem dan stay cool.
1. Insecure yang dapat menimbulkan sifat Posesif
LDR memang menyebabkan kepercayaan kalian pada pasangan ter-kikis sedikit demi sedikit. Kalian selalu takut pasangan bakal mengenal seseorang yang jauh lebih baik, pasangan bakal diperhatikan oleh orang yang dekat yang bisa tiap hari mengunjungi nya, mengantarkan makanan saat sakit, dan mengantar nya ke mana-mana. Arrrght!
Sudahlah kawan, jangan galau. Ada ribuan alasan pada akhirnya dia mempertahankan untuk tetap menjalin hubungan walau terpisah jarak, Ketidakpercayaan dirimu justru bentuk insecurity yang perlahan memaksa kalian bertindak posesif.
Posesif yang tumbuh bakal memberikan tekanan pada pasangan kalian. Siapa yang tidak stres kalau setiap jam di-chat sudah makan belum, sudah pulang belum, sudah pipis belum. Belum lagi kalau ketahuan jalan sama lawan jenis sampai malam. Hadeh, bisa jadi perang. Maka itu hentikan dan optimis lah kalau pasangan kalian itu sayang.
2. FEAR OF MISSING OUT dan jadinya melihat HP terus.
Buat yang belum tahu, Fear of missing out itu adalah sebuah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami kecemasan, sementara hal yang menurutnya menarik tidak bisa dia temukan di dunianya sendiri alias ini semua karena keseringan buka media sosial dan main handphone. Kebahagiaan bagi pasangan LDR adalah quality time bareng sang pacar.
Sayangnya itu semua tidak bisa dilakukan mengingat kalian berjauhan. Makanya, tidak salah kalau banyak orang bilang LDR itu pacaran sama handphone, karena memang nyatanya begitu. Ponsel jadi sebuah etentitas penting yang menghubungkan dua manusia terpisah jarak. Perlahan kalian merasa kebahagiaan itu muncul dari ponsel, dari sebuah alat yang bisa memberikan fasilitas sayang-sayangan.
Tanpa handphone hidup serasa hampa bagi pasangan LDR. Belum lagi kalau satu sama lain hobi nge-kepoin postingan media sosial masing-masing. Bisa gila jika sehari saja tidak punya kuota.
3. Kesepian yang semakin menjadi
Ketika ujang atau neng, pasangan kalian sedang jauh, merasa kesepian adalah hal yang wajar. Apalagi bagi kalian yang sudah memantapkan diri menjadi soulmate satu lama lain. Jelas rasanya kayak kehilangan keseimbangan hidup. Ibarat yin dan yang, yang tidak berada dalam satu lingkaran.
Kesepian memang kedengaran sepele, namun lebih jauh, kesepian bisa menimbulkan kecemasan. Ketika satu sama lain terbiasa saling mengisi, saling menemani, kesepian bakal terasa sangat berat.
Sibuk kan diri kalian dengan main bersama teman, tapi tahan-tahan nafsu selingkuhnya! Lakukan berbagai hal yang menyenangkan untuk mengalihkan pikiran dari kesepian.
Selain contoh resiko kesehatan mental di atas, pasangan LDR paling sering bermasalah dengan pikiran negatif dan kecemburuan. cemburu menguras hati, galau kini menyiksa diri. Cemburu itu tidak menyenangkan, maka cegah diri kalian untuk menuduh pasangan yang tidak-tidak sebelum terbukti betul.
Kalau pasangan kalian benar-benar selingkuh, semoga kalian bisa kuat untuk sekadar mengikhlaskan kepergiannya. Karena memberi kesempatan kedua pun percuma, saat kalian selalu menganggap si dia adalah satu-satunya.
jadilah manusia yang berkelas dalam segala bidang kehidupan, menjalin hubungan tergantung cara kalian menempatkan diri kalian masing-masing.
mau diri kalian di pandang "mahal" orang banyak ya tempatkan sifat dan sikap kalian di kelas yang mahal jangan di tempat yang "murahan".
jadi manusia murahan mudah, tapi jadi manusia berkelas susah. haha














